Hari Pahlawan 2025 Berjalan Lancar, Masyarakat Apresiasi Pemerintah

Oleh : Astrid Widia )*

Peringatan Hari Pahlawan tahun 2025 menjadi momen penuh makna bagi bangsa Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke, suasana peringatan berjalan tertib, aman, dan penuh penghormatan terhadap jasa para pejuang. Kelancaran berbagai agenda nasional, termasuk upacara di Taman Makam Pahlawan Kalibata hingga tabur bunga di laut Teluk Jakarta, menunjukkan bahwa semangat nasionalisme dan gotong royong masih menjadi fondasi kuat kehidupan berbangsa.

Presiden Prabowo Subianto memimpin langsung upacara ziarah dan renungan suci di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu malam (9/11). Dalam suasana hening dan khidmat, Kepala Negara hadir bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan Menteri Sosial Saifullah Yusuf. Dengan berpakaian jas biru tua dan peci hitam, Presiden memimpin peletakan karangan bunga sebagai simbol penghargaan negara kepada para pahlawan yang telah berkorban untuk kemerdekaan Indonesia.

Dalam amanatnya, Prabowo menegaskan bahwa perjuangan para pahlawan tidak boleh dilupakan. Ia mengajak seluruh rakyat untuk meneladani semangat juang dan pengorbanan mereka sebagai bekal melanjutkan pembangunan bangsa. Kepala Negara menilai, mengenang jasa para pahlawan adalah cara terbaik menjaga semangat kebangsaan di tengah tantangan zaman.

Tema Hari Pahlawan tahun ini, “Pahlawan Teladanku, Terus Bergerak, Melanjutkan Perjuangan,” menjadi cermin bahwa perjuangan bangsa tidak berhenti di masa lalu. Generasi penerus dituntut meneruskan cita-cita kemerdekaan melalui kerja keras, persatuan, dan dedikasi terhadap negeri.

Kementerian Sosial bersama TNI Angkatan Laut juga menyelenggarakan upacara tabur bunga di laut Teluk Jakarta pada Senin (10/11) pagi. Acara yang berlangsung di atas KRI Brawijaya 320 itu dipimpin langsung oleh Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Muhammad Ali. Upacara berlangsung tertib, menegaskan bahwa semangat penghormatan kepada pahlawan bukan hanya milik pemerintah, tetapi juga seluruh komponen bangsa.

Sementara itu di Papua, Pemerintah Provinsi menggelar upacara peringatan yang diikuti ratusan aparatur sipil negara di halaman kantor gubernur. Wakil Gubernur Papua Aryoko Rumaropen menilai, semangat perjuangan harus diwujudkan dalam kinerja nyata. Ia mengajak seluruh ASN dan masyarakat Papua meningkatkan produktivitas serta mempererat persatuan untuk mempercepat pembangunan daerah. Aryoko juga mengingatkan pentingnya meneladani keteguhan dan keikhlasan para pahlawan dalam mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi.

Kelancaran dan ketertiban rangkaian peringatan Hari Pahlawan tahun ini patut diapresiasi. Pemerintah dinilai berhasil menjaga suasana nasional tetap kondusif, memperkuat rasa persaudaraan, dan menumbuhkan optimisme masyarakat di tengah situasi global yang penuh tantangan. Momentum ini memperlihatkan bahwa bangsa Indonesia semakin dewasa dalam berdemokrasi dan mampu merayakan perbedaan tanpa kehilangan rasa persatuan.

Peringatan Hari Pahlawan juga bertepatan dengan pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto. Keputusan Pemerintah dan meluasnya dukungan publik terhadap pemberian gelar pahlawan tersebut mencerminkan semangat baru untuk menilai sejarah secara lebih objektif, sekaligus menghormati jasa besar seorang tokoh dalam membangun pondasi bangsa.

Ketua Umum Angkatan Muda Partai Golkar, Said Aldi Al Idrus, menilai bahwa Soeharto adalah sosok dengan dedikasi tinggi terhadap bangsa, baik sebagai prajurit maupun pemimpin. Ia menyebut, kepemimpinan Soeharto berhasil membawa Indonesia keluar dari ketidakpastian politik dan ekonomi pada masa awal kemerdekaan. Pembangunan nasional di era tersebut, seperti program swasembada pangan dan penguatan infrastruktur dasar, menjadi warisan nyata yang masih dirasakan hingga kini.

Langkah pemerintah yang membuka ruang dialog publik mengenai pemberian gelar kehormatan ini patut diapresiasi. Negara tidak sekadar memberi penghargaan kepada individu, melainkan meneguhkan makna kebangsaan bahwa jasa setiap tokoh, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, adalah bagian dari perjalanan panjang Indonesia menuju kemajuan.

Apresiasi terhadap kelancaran peringatan Hari Pahlawan dan penghormatan terhadap para tokoh bangsa seperti Soeharto menandai kedewasaan politik Indonesia. Pemerintahan Presiden Prabowo menunjukkan kemampuan menjaga stabilitas nasional sekaligus menumbuhkan budaya penghargaan terhadap sejarah.

Menteri Sosial Saifullah Yusuf sebelumnya menekankan bahwa mengenang jasa pahlawan harus menjadi bagian dari refleksi kolektif bangsa. Semangat mereka, katanya, tidak boleh berhenti di masa lalu, tetapi harus terus menginspirasi kerja nyata bagi masa depan Indonesia. Pandangan ini sejalan dengan semangat pemerintah untuk membangun bangsa yang tangguh, bersatu, dan berorientasi pada kemajuan.

Peringatan Hari Pahlawan 2025 menjadi simbol bahwa Indonesia mampu menjaga harmoni di tengah keberagaman, sekaligus menegaskan bahwa bangsa besar adalah bangsa yang tahu berterima kasih. Apresiasi terhadap suasana yang damai dan kondusif ini bukan hanya penghormatan terhadap pahlawan masa lalu, tetapi juga pengakuan terhadap pahlawan masa kini, yakni mereka yang terus bekerja menjaga stabilitas dan kemajuan bangsa.

Dalam semangat itu, penghargaan kepada Soeharto sebagai tokoh pembangunan tidak hanya menjadi penghormatan kepada individu, tetapi juga penegasan bahwa Indonesia kini semakin dewasa dalam memandang sejarahnya sendiri. Dari ketenangan upacara di Kalibata hingga tabur bunga di Teluk Jakarta, satu pesan jelas menggema: bangsa ini kuat karena persatuan, tumbuh karena penghormatan, dan maju karena tidak pernah lupa dari mana ia berasal.

)* Penulis adalah pengamat sosial politik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *