Jaga Persatuan dan Waspada Provokasi, Masyarakat Harus Hormati Semangat Hari Pahlawan
Oleh: Bara Winatha*)
Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2025 kembali menjadi momentum bagi seluruh rakyat Indonesia untuk meneguhkan komitmen menjaga persatuan dan menolak segala bentuk provokasi yang dapat merusak harmoni sosial. Dengan mengusung tema Pahlawanku Teladanku, Terus Bergerak, Melanjutkan Perjuangan, pesan yang dibawa tahun ini menekankan bahwa warisan para pahlawan bukan sekadar cerita sejarah, melainkan nilai hidup yang harus terus dijaga dan diwujudkan dalam kehidupan kebangsaan masa kini. Hari Pahlawan merupakan panggilan moral untuk meneruskan estafet perjuangan melalui tindakan nyata menjaga ketertiban, memperkuat solidaritas sosial, serta menumbuhkan sikap waspada terhadap provokasi yang dapat memecah belah bangsa.
Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan menegaskan bahwa salah satu bentuk penghormatan terbaik terhadap jasa para pahlawan adalah menjaga semangat persatuan. Ia mengatakan bahwa generasi muda memiliki peran strategis dalam memastikan semangat kebangsaan tetap hidup di tengah tantangan digitalisasi, arus informasi yang cepat, serta potensi disinformasi yang semakin meluas. Pemuda harus menjadi pelopor dalam memperkuat kontribusi nyata terhadap pembangunan bangsa dengan cara menjaga kerukunan, mengedepankan dialog, dan tidak mudah terhasut isu-isu yang dapat merusak tatanan sosial. Menjaga persatuan merupakan refleksi langsung dari nilai perjuangan yang diwariskan para pahlawan dan seharusnya menjadi komitmen moral seluruh generasi penerus.
Ketua DPRD Kota Bandung, Asep Mulyadi juga menekankan pentingnya peran tokoh masyarakat dalam menjaga keharmonisan di tingkat lokal. Ia mengatakan bahwa tokoh masyarakat harus aktif berkumpul, bersilaturahmi, dan saling mengawasi demi memastikan keamanan sosial di lingkungan masing-masing. Menurutnya, semangat Hari Pahlawan harus diimplementasikan dengan memperkuat jejaring sosial di tingkat keluarga, RT, dan RW, karena dari lingkup kecil itulah ketahanan sosial bermula. Masyarakat yang saling mengenal dan saling menjaga akan lebih kuat menghadapi potensi perpecahan. Ia mengajak seluruh pemimpin informal, tokoh agama, ketua lingkungan, hingga komunitas untuk menjadi garda terdepan dalam menghalau provokasi dan mencegah munculnya tindakan yang dapat mengancam keamanan publik.
Senada dengan itu, Wakil Wali Kota Bekasi Abdul Harris Bobiho mengingatkan masyarakat agar selalu berhati-hati dalam menggunakan media sosial, terutama saat momentum Hari Pahlawan di mana berbagai kelompok kerap memanfaatkan momen tersebut untuk menyebarkan provokasi. Masyarakat harus bijak dalam menerima informasi, tidak mudah percaya pada kabar yang belum terverifikasi, dan menghindari penyebaran ujaran kebencian yang dapat memicu benturan sosial. Harris menilai bahwa tindakan provokatif yang mendorong anarkisme, perusakan fasilitas umum, atau adu domba merupakan bentuk pengkhianatan terhadap nilai-nilai yang diperjuangkan para pahlawan. Menjaga ketenangan dan rasionalitas di ruang publik merupakan bagian dari kewajiban moral dalam meneruskan perjuangan para tokoh bangsa yang mengedepankan kebijaksanaan serta komitmen terhadap persatuan nasional.
Peringatan Hari Pahlawan tahun ini juga diwarnai dengan peluncuran tema dan logo resmi oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia. Tema Pahlawanku Teladanku, Terus Bergerak, Melanjutkan Perjuangan menekankan bahwa setiap warga negara memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga nilai-nilai perjuangan yang telah diwariskan. Logo yang menampilkan figur manusia yang melangkah maju dan bendera Merah Putih sebagai sumber energi simbolis menggambarkan semangat progresif dan optimisme dalam menghadapi masa depan Indonesia. Warna merah dan biru yang mendominasi melambangkan keberanian, ketulusan, dan komitmen terhadap masa depan yang lebih gemilang. Tema dan logo ini mengingatkan bahwa perjuangan tidak lagi berada di medan perang, melainkan pada ruang-ruang sosial tempat masyarakat harus terus mengedepankan persatuan serta kewaspadaan terhadap ancaman perpecahan.
Semangat Hari Pahlawan menjadi semakin relevan di tengah kondisi sosial yang mudah terpolarisasi. Provokasi melalui media sosial, penyebaran hoaks, dan adu domba digital kerap menjadi ancaman yang menggerus kepercayaan publik dan merusak harmoni sosial. Dalam kondisi seperti ini, masyarakat dituntut untuk memiliki kecerdasan digital sekaligus kepekaan sosial. Mencari informasi dari sumber terpercaya, menghindari konten yang mengandung ujaran kebencian, dan memeriksa ulang kebenaran berita merupakan langkah konkret mempertahankan persatuan. Selain itu, peran keluarga, tokoh masyarakat, dan lembaga pendidikan juga sangat penting dalam menanamkan nilai kritis dan integritas pada generasi muda agar mereka tidak terbawa arus provokasi yang bertentangan dengan semangat kebangsaan.
Momentum Hari Pahlawan juga mengajak masyarakat untuk melihat kembali arti perjuangan dalam konteks kekinian. Perjuangan modern tidak hanya terfokus pada fisik, melainkan pada kemampuan menjaga kedamaian sosial. Mengelola perbedaan pendapat secara dewasa, menolak ajakan konflik, menyebarkan informasi positif, serta menguatkan solidaritas adalah bentuk kontribusi yang sejatinya sangat dibutuhkan oleh bangsa. Para pahlawan terdahulu telah mewariskan semangat pantang menyerah, keberanian, dan pengorbanan sedangkan generasi kini berkewajiban melanjutkan perjuangan tersebut dalam bentuk membangun keharmonisan dan menjaga stabilitas sosial.
Indonesia sebagai negara yang majemuk memerlukan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat agar tidak mudah terpecah oleh isu-isu yang sengaja diciptakan untuk memicu ketegangan. Momentum Hari Pahlawan seharusnya dijadikan pengingat bahwa kemerdekaan dan persatuan adalah hasil perjuangan panjang yang tidak boleh disia-siakan. Menjaga persatuan dan waspada terhadap provokasi merupakan bentuk penghormatan tertinggi kepada para pahlawan. Dengan bersikap bijak, menjaga ketertiban sosial, serta menolak segala bentuk provokasi, masyarakat Indonesia telah ikut berperan melanjutkan estafet perjuangan menuju Indonesia yang aman, damai, dan berkeadaban.
*)Penulis merupakan pengamat sosial dan kemasyarakatan
