Membangun Ekonomi Kuat dari Dalam: Danantara Jadi Pilar Kemandirian Fiskal Indonesia

Jakarta – Danantara kian menegaskan perannya sebagai motor baru dalam memperkuat fondasi fiskal nasional dan mewujudkan kemandirian ekonomi Indonesia. Sebagai lembaga pengelola kekayaan negara yang memiliki mandat strategis, Danantara berkomitmen untuk mengoptimalkan aset-aset nasional melalui tata kelola profesional dan investasi produktif di berbagai sektor prioritas.

Langkah ini menjadi bagian penting dari strategi pemerintah dalam mengurangi ketergantungan terhadap pembiayaan eksternal, memperkuat basis ekonomi domestik, serta memastikan keberlanjutan fiskal menuju Indonesia Emas 2045.

Chief Economist Danantara, Reza Yamora Siregar, menjelaskan bahwa saat ini Danantara mengelola aset mencapai sekitar Rp14 ribu triliun atau hampir setara US$1 triliun, yang mencakup sekitar 80 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

“Kalau kita kelola itu dengan baik, Insya Allah kita bisa mendorong target 2045 kita,” ujar Reza.

Ia menegaskan bahwa optimalisasi aset negara merupakan strategi jangka panjang yang dapat memperkuat APBN tanpa membebani masyarakat, sekaligus mendukung pembiayaan pembangunan nasional secara mandiri.

“Potensi ekonomi yang terkandung dalam aset negara tersebut dapat menjadi sumber kekuatan fiskal baru jika dikelola secara optimal dan terukur,” jelasnya.

Sementara itu, Managing Director Danantara, Setyanto Hantoro, mengungkapkan bahwa lembaganya saat ini tengah fokus melakukan transformasi menyeluruh terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar lebih efisien, adaptif, dan berdaya saing tinggi.

“Tahap pertama adalah fundamental business review, atau peninjauan mendalam atas pondasi bisnis. Kami sedang meninjau lebih dari 900 entitas satu per satu secara menyeluruh,” ucap Setyanto.

Proses ini, lanjutnya, merupakan bagian dari restrukturisasi untuk menghindari tumpang tindih peran antar entitas dan meningkatkan efisiensi melalui konsolidasi bisnis.

“Tahap terakhir adalah inovasi dan eksekusi untuk membuka nilai tambah bagi negara, investor, dan rakyat,” imbuhnya.

Senada, Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal (DJSEF) Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu, menegaskan bahwa investasi akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional, dengan Danantara berperan sebagai penggerak utama.

“Melalui holding investasi Danantara yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto, BUMN diharapkan mampu menjadi katalis bagi peningkatan investasi bernilai tinggi (high value investment),” ungkap Febrio.

Dalam memperluas perannya sebagai holding investasi strategis, Danantara juga menyasar berbagai sektor potensial seperti mineral, energi, ketahanan pangan, kesehatan, asuransi, dan dana pensiun. Selain memperkuat investasi domestik, Danantara turut menarik minat investor global dari Tiongkok, Jepang, dan Uni Eropa untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi Indonesia.

Dengan langkah strategis tersebut, Danantara tidak hanya memperkuat kemandirian fiskal nasional, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan ekonomi Indonesia yang bertumpu pada kekuatan dalam negeri. Melalui tata kelola profesional, transparansi, dan sinergi dengan berbagai sektor, Danantara berperan penting dalam memastikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak hanya kuat secara fundamental, tetapi juga berdaulat dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *