Pembangunan Papua Bukti Nyata Pemerintah Hadir untuk Semua

Oleh: Maria Yoku

Papua kini tidak lagi sekadar simbol pembangunan di wilayah timur Indonesia, melainkan menjadi wajah nyata kebangkitan bangsa. Di bawah kepemimpinan nasional yang berkomitmen kuat, pembangunan di Tanah Papua bergerak semakin cepat, terarah, dan berpihak pada rakyat. Pemerintah pusat, melalui Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam), menegaskan bahwa percepatan pembangunan Papua bukan hanya agenda administratif, tetapi juga misi kebangsaan untuk menghadirkan keadilan sosial dan kesejahteraan bagi seluruh anak negeri.

Komitmen itu kembali ditegaskan dalam audiensi antara Kemenko Polkam dan anggota Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) perwakilan Provinsi Papua. Pertemuan strategis tersebut menggambarkan sinergi nyata antara pusat dan daerah dalam mewujudkan Papua yang damai, produktif, dan sejahtera. Pemerintah hadir bukan sekadar untuk membangun infrastruktur, tetapi juga untuk menata masa depan masyarakat Papua dengan paradigma baru: Papua Sehat, Papua Cerdas, Papua Produktif.

Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri Kemenko Polkam, Mayjen TNI Heri Wiranto, menegaskan bahwa pendekatan pembangunan Papua kini berorientasi pada kesejahteraan manusia seutuhnya. Peningkatan layanan kesehatan, pendidikan berkualitas, lapangan kerja produktif, serta pengawasan terhadap tata kelola dana otonomi khusus menjadi prioritas utama. Pemerintah juga memastikan dukungan penuh dari TNI, Polri, dan BIN guna menjamin keamanan serta kelancaran pelaksanaan program-program strategis di lapangan.

Dalam pertemuan itu, BP3OKP menyoroti pentingnya komunikasi terpadu antar kementerian dan lembaga agar kebijakan pembangunan berjalan serentak dan tepat sasaran. Pemerintah merespons cepat aspirasi tersebut dengan memperkuat koordinasi lintas sektor, memastikan setiap program berjalan sinergis, efisien, dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. Langkah ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak hanya mendengar, tetapi juga bertindak cepat, terukur, dan transparan demi Papua yang maju dan damai.

Program-program prioritas yang dibahas juga mencerminkan keberpihakan nyata pada kebutuhan masyarakat: pembangunan rumah sakit, sekolah, rumah nelayan, hingga rehabilitasi fasilitas publik seperti GOR Pancasila Sorong dan Pasar Sentral Remu Sorong. Selain itu, pemerintah juga memperkuat pelatihan vokasi tenaga kerja agar masyarakat Papua memiliki keterampilan yang relevan dengan pasar kerja modern. Semua itu menjadi bukti nyata bahwa pembangunan Papua kini digerakkan oleh semangat kebangsaan dan kesetaraan, bukan lagi ketimpangan dan keterisolasian.

Namun, kebangkitan Papua tidak hanya datang dari program besar pemerintah, tetapi juga dari gerakan masyarakat di akar rumput. Di Distrik Aimas, Kabupaten Sorong, misalnya, semangat pembangunan tumbuh dari tangan-tangan perempuan Moi. Di bawah terik matahari, mereka belajar membuat kue, bukan sekadar untuk perayaan Natal, melainkan untuk membangun kemandirian ekonomi keluarga. Pelatihan yang diselenggarakan oleh Kwongke Kaban Salukh Moi Ranting Aimas ini menjadi wujud nyata dari Asta Cita Pemerintahan Prabowo-Gibran, terutama pada prioritas pengembangan sumber daya manusia unggul, ekonomi kerakyatan, dan pemberdayaan perempuan.

Sarlota Mobalen Malagam, tokoh perempuan Moi, menyampaikan bahwa perempuan Moi kini memiliki semangat baru untuk berkontribusi dalam pembangunan Papua. Pelatihan tata boga memberi mereka peluang untuk memulai usaha kecil yang menopang ekonomi keluarga. Di balik adonan kue yang sederhana, tersimpan semangat perubahan—bahwa perempuan Papua adalah bagian penting dari kemajuan bangsa. Pemerintah melihat inisiatif ini sebagai sinergi ideal antara kebijakan nasional dan kekuatan lokal, di mana pemberdayaan tidak selalu berawal dari proyek besar, tetapi dari langkah-langkah kecil yang berdampak besar.

Data BPS Papua Barat Daya tahun 2024 menunjukkan bahwa sektor UMKM menyumbang lebih dari 61 persen terhadap perekonomian daerah, dengan sekitar 60 persen digerakkan oleh perempuan. Fakta ini membuktikan bahwa kebijakan pemerintah dalam memperkuat ekonomi kerakyatan telah menemukan titik keberhasilannya. Kini, perempuan Papua menjadi garda depan ekonomi keluarga, mengubah tantangan menjadi peluang, dan meneguhkan posisi mereka sebagai pilar pembangunan.

Semangat serupa juga bergema di wilayah pegunungan. Di Kampung Koteka, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, pemerintah pusat menyalurkan bantuan barang dagangan untuk pengisian kios masyarakat. Program pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas ini menjadi simbol nyata kehadiran negara hingga pelosok terpencil. Barang-barang kebutuhan pokok yang disalurkan menjadi modal awal masyarakat untuk mengelola usaha secara mandiri. Program ini tidak hanya menggerakkan ekonomi lokal, tetapi juga memperkuat rasa percaya diri masyarakat adat bahwa mereka mampu berdiri di atas kaki sendiri.

Tokoh masyarakat Nduga, Elimus Wandikbo, menyampaikan apresiasinya terhadap perhatian pemerintah. Ia menilai bahwa bantuan yang diberikan bukan hanya berupa barang, melainkan harapan baru. Kios masyarakat di Kampung Koteka menjadi titik awal perubahan, di mana warga dapat berdagang, berinteraksi, dan mengembangkan usaha yang mendukung kemandirian ekonomi. Kehadiran pemerintah di daerah terpencil ini menjadi bukti bahwa tidak ada lagi wilayah yang terabaikan di bawah semangat Indonesia Sentris.

Langkah-langkah konkret yang dilakukan pemerintah membuktikan bahwa pembangunan Papua kini bukan sekadar wacana, melainkan gerakan nyata dan berkesinambungan. Dari audiensi strategis di tingkat kementerian hingga pelatihan sederhana di kampung, semua bergerak dalam satu irama: menghadirkan kesejahteraan yang merata dan berkeadilan. Pemerintah tidak hanya membangun jalan dan gedung, tetapi juga membangun manusia Papua agar berdiri sejajar dengan masyarakat di seluruh Nusantara.

Melalui paradigma Papua Sehat, Papua Cerdas, Papua Produktif, pembangunan di Tanah Papua kini menjadi bagian dari visi besar Indonesia Maju. Dari Sorong hingga Nduga, dari mama-mama Moi hingga para pemuda pelaku UMKM, semuanya sedang menulis bab baru dalam sejarah bangsa. Papua bukan lagi berada di pinggiran peta pembangunan, tetapi berdiri di pusat semangat nasional: bangkit, mandiri, dan berdaulat dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

*Penulis merupakan Jurnalis dan Pemerhati Sosial Papua

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *