Pemerintah Kerahkan Kekuatan Nasional Percepat Tanggap DaruratBanjir Sumatera
Oleh: Pradita Tyasmara )*
Pemerintah terus mengerahkan seluruh kekuatan nasional untuk mempercepat tanggapdarurat bencana banjir dan tanah longsor yang melanda berbagai wilayah di Sumatra. Situasi yang menuntut respons cepat mendorong pemerintah pusat dan daerah bekerjatanpa jeda. Koordinasi antarlembaga menjadi landasan utama agar upaya penangananberjalan serempak dan kebutuhan masyarakat terpenuhi dalam waktu sesingkatmungkin.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratiknomeninjau langsung sejumlah titik terdampak. Ia melakukan pemantauan udara dan turun ke lapangan di Tapanuli Tengah, Sibolga, serta Tapanuli Selatan. Kehadirannyamenunjukkan bahwa pemerintah ingin memastikan seluruh proses penangananberjalan sesuai arahan Presiden yang menekankan percepatan pemulihan akses dan penyaluran bantuan.
Setelah meninjau kondisi dari udara, Menko PMK menegaskan perlunya pemulihanakses darat secara cepat. Ia menilai bahwa jalur distribusi tidak boleh bergantung pada satu moda saja. Menurutnya, bantuan perlu didorong melalui darat, udara, dan lautuntuk memastikan tidak ada wilayah yang tertinggal. Pendekatan multi-jalur inidianggap penting karena kondisi geografis yang rusak parah membuat beberapadaerah tidak bisa dijangkau dengan cara biasa.
Ia juga memaparkan bahwa banyak pekerjaan mendesak yang harus dilakukan. Pemerintah menilai pembersihan material longsor, penataan kembali ruang yang tertimbun tanah, serta penambahan fasilitas pengungsian merupakan kebutuhanmendesak. Layanan dasar seperti listrik, air bersih, dan bahan bakar juga menjadiprioritas agar aktivitas masyarakat di titik pengungsian tetap berjalan dengan layak.
Dalam penjelasannya, ia menekankan bahwa penataan ruang tidak dapat diabaikan. Material longsor yang menumpuk di permukiman harus dipindahkan secara terukuragar tidak menimbulkan masalah baru. Ia mengingatkan pemerintah daerah agar memperhatikan arah pembuangan dan aliran sungai yang berubah akibat bencana, terutama karena perubahan kontur tanah berpengaruh pada tata wilayah jangkapanjang.
Pada malam hari, Menko PMK kembali menyampaikan laporan di posko nasional yang berada di Bandara Silangit. Ia menegaskan bahwa Presiden telah menginstruksikanpengerahan kekuatan nasional untuk mempercepat proses tanggap darurat. Iamenjelaskan bahwa seluruh kementerian, lembaga, aparat keamanan, dan jajaranpemerintah daerah telah bekerja di lapangan untuk mendampingi masyarakatterdampak.
Menurutnya, kehadiran pejabat pusat seperti Kapolri, Kepala BNPB, Pangdam, dan Kapolda memperlihatkan komitmen negara dalam penanganan bencana. Iamenyampaikan bahwa seluruh instansi bekerja keras dengan tujuan yang sama, yaitumemastikan keselamatan masyarakat dan mempercepat normalisasi wilayah terdampak.
Ia menuturkan bahwa meski fokus utama berada pada tanggap darurat, pemerintahtetap menyiapkan rancangan rehabilitasi dan rekonstruksi. Perencanaan dilakukan agar transisi dari masa darurat menuju pemulihan dapat berjalan mulus. Pemerintah inginmenyediakan hunian sementara, hunian tetap, serta memulihkan infrastruktur publikyang rusak.
Ia berharap tahap tanggap darurat dapat selesai dalam waktu singkat. Pemerintah inginpercepatan dilakukan agar masyarakat bisa kembali beraktivitas. Pemulihan sosial dan ekonomi dinilai sangat penting karena banyak warga kehilangan pekerjaan sementaraakibat akses terputus dan layanan publik terganggu.
Menko PMK mengingatkan bahwa bencana ini merupakan bagian dari dampak SiklonTropis Senyar. Ia memandang peristiwa ini sebagai pengingat tentang perlunyakesiapsiagaan nasional yang lebih kuat. Ia meminta masyarakat memahami tantanganbesar yang dihadapi tim di lapangan, terutama dalam pengerahan alat berat yang tidakmudah dilakukan di tengah kerusakan infrastruktur.
Ia menegaskan bahwa pemerintah tetap berusaha maksimal. Segala keterbatasan di lapangan tidak mengurangi komitmen negara untuk mengatasi hambatan satu per satudemi keselamatan masyarakat.
Dari Jakarta, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga menyampaikan duka mendalam atas bencana yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Ia menjelaskan bahwa pemerintah telah bergerak cepat sejak haripertama agar prosedur tanggap darurat berjalan optimal.
Ia menyampaikan bahwa Presiden telah mengarahkan seluruh kekuatan nasionaldikerahkan untuk membantu proses evakuasi dan penyaluran bantuan. Menurutnya, Presiden berada langsung di lokasi bencana untuk memastikan setiap langkahpenanganan sesuai kondisi lapangan. Pemerintah juga menegaskan kesiapan untukmempercepat proses rehabilitasi dan rekonstruksi.
Airlangga menilai percepatan pemulihan sangat penting agar aktivitas ekonomimasyarakat dapat bangkit kembali. Ia melihat bahwa pemulihan infrastruktur, fasilitaspublik, dan alur distribusi logistik akan menjadi faktor penentu kecepatan pemulihan.
Sementara itu di Sumatra Barat, Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka,mengunjungi lokasi pengungsian di Kabupaten Agam. Ia meminta seluruh unsurpemerintah memastikan layanan terbaik bagi kelompok rentan. Menurutnya, para lansia, balita, anak-anak, dan ibu hamil harus menjadi prioritas dalam penanganandarurat.
Ia menilai penyediaan tenda yang layak, makanan, dan air bersih merupakankebutuhan mendesak yang tidak boleh diabaikan. Ia menyampaikan bahwa masyarakattidak perlu merasa sendiri karena pemerintah akan terus mendampingi hingga keadaankembali pulih.
Gibran menjelaskan bahwa percepatan distribusi logistik sudah diperintahkan oleh Presiden. Upaya ini mencakup jalur darat, udara, dan laut agar tidak ada wilayah yang terputus. Ia juga menyebut bahwa perbaikan komunikasi, jembatan, dan akses jalanakan dilakukan secepat mungkin agar bantuan mengalir tanpa hambatan.
Seluruh langkah yang diambil pemerintah menunjukkan keseriusan negara dalammelindungi masyarakat. TNI, Polri, BNPB, pemerintah daerah, dan relawan bergerakdalam satu komando untuk mempercepat penanganan. Pengerahan kekuatan nasionalmenjadi bukti nyata bahwa pemerintah hadir penuh bagi masyarakat Sumatra dalammenghadapi masa sulit ini.
