Momentum Hari Pahlawan, Tokoh Bangsa Dorong Soeharto Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional

Jakarta – Peringatan Hari Pahlawan tahun ini kembali memunculkan wacana pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto. Sejumlah tokoh menilai, kiprah dan dedikasi Soeharto terhadap bangsa layak mendapatkan penghargaan tertinggi dari negara. Dari perjuangannya di masa revolusi hingga keberhasilannya membawa Indonesia ke era pembangunan dan stabilitas nasional, jejak pengabdiannya dianggap memberi dampak besar bagi perjalanan sejarah Indonesia.

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Dadang Kahmad, menegaskan bahwa Soeharto merupakan tokoh penting dalam sejarah perjalanan bangsa yang kontribusinya tidak dapat dihapus dari catatan sejarah. “Soeharto layak memperoleh penghargaan atas pengabdian dan kontribusinya, baik pada masa perjuangan maupun saat memimpin Indonesia dalam pembangunan nasional,” ujarnya.

Menurutnya, Soeharto bukan hanya seorang pemimpin politik, tetapi juga pejuang yang pernah terlibat langsung dalam revolusi kemerdekaan. Salah satu peristiwa monumental yang menunjukkan peran besar Soeharto adalah Serangan Umum 1 Maret 1949, di mana ia menjadi salah satu komandan lapangan. Aksi tersebut berhasil menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Indonesia masih memiliki kekuatan dan semangat juang untuk mempertahankan kemerdekaan.

“Beliau turut berjuang dalam perang gerilya dan memainkan peran penting dalam Serangan Umum 1 Maret. Momentum itu menjadi strategi penting bagi pengakuan kedaulatan Indonesia di mata dunia. Karena itu, sudah selayaknya Soeharto mendapatkan gelar Pahlawan Nasional,” lanjut Dadang.

Sementara itu, Guru Besar Universitas Hasanuddin, Prof. Marsuki, menilai pengabdian Soeharto tidak hanya terbatas pada masa perjuangan kemerdekaan, tetapi juga pada masa kepemimpinan nasional yang panjang dan penuh tantangan. Selama lebih dari tiga dekade menjabat sebagai Presiden, Soeharto berhasil membawa Indonesia mencapai berbagai kemajuan, terutama di bidang ekonomi, pertanian, dan pembangunan infrastruktur.

“Selama lebih dari 30 tahun memimpin, Soeharto telah membawa bangsa ini melewati masa-masa sulit. Dengan berbagai pembangunan yang dilakukan, mulai dari swasembada pangan, stabilitas ekonomi, hingga peningkatan kesejahteraan rakyat, beliau sangat layak mendapatkan gelar Pahlawan Nasional,” ujar Prof. Marsuki.

Senada dengan itu, Ketua DPP Partai NasDem, Irma Suryani Chaniago, juga mengungkapkan pandangan bahwa kepemimpinan Soeharto memiliki makna historis yang besar bagi Indonesia. Irma menilai stabilitas nasional yang terjaga pada masa itu merupakan prestasi tersendiri.

“Di masa kepemimpinan Soeharto, Indonesia berada dalam situasi yang relatif aman dan politik yang tenang. Kita juga mencapai swasembada pangan—suatu prestasi besar yang sulit dicapai kembali hingga kini,” kata Irma.

Menurutnya, momentum Hari Pahlawan menjadi saat yang tepat bagi bangsa Indonesia untuk menilai secara objektif jasa para tokoh yang telah berkontribusi besar bagi negara. “Setiap era memiliki tantangannya masing-masing. Namun, sejarah mencatat bahwa Soeharto telah memberikan sumbangsih nyata bagi kemajuan bangsa. Layak rasanya negara memberikan penghormatan tertinggi sebagai Pahlawan Nasional,” ujarnya menutup.

Dengan berbagai pandangan tersebut, wacana pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto kembali mengemuka sebagai bagian dari refleksi nasional. Di tengah semangat Hari Pahlawan, penghargaan terhadap jasa tokoh-tokoh besar bangsa diharapkan dapat memperkuat semangat persatuan dan kecintaan terhadap tanah air. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *