MUI: Mantan Presiden Soeharto Layak Dapat Gelar Pahlawan Nasional
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh menyatakan semua mantan presiden layak mendapatkan gelar pahlawan tanpa terkecuali. Menurutnya, semua tokoh yang pernah memimpin Indonesia adalah pahlawan, termasuk presiden kedua, Soeharto.
“Pak Karno Pak Harto, Pak Habibie, dan Gus Dur (Abdurahman Wahid), adalah para pemimpin bangsa yang layak menjadi pahlawan”, ujar Niam di Jakarta, Kamis 6 November 2025.
Niam merespons usulan Menteri Sosial Saifullah Yusuf yang menyerahkan 40 nama tokoh yang diusulkan mendapat gelar pahlawan nasional.
“Saya rasa itu langkah bagus ya. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya. Dan usulan pahlawan dari para tokoh berbagai latar belakang itu menunjukkan kenegarawanan Presiden Prabowo untuk merangkul dan membangun harmoni serta kebersamaan,” tambahnya.
Dirinya menjelaskan bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya, termasuk para pemimpin negara yang sudah mendarmabaktikan hidupnya untuk bangsa dan negara.
“Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November adalah untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raganya untuk kemajuan bangsa. Dalam Islam, diperintahkan untuk mengingat jasa dan kebaikan orang yang telah wafat, terlebih itu adalah pemimpin yang secara nyata telah berjasa dan menanam kebaikan bagi bangsa”, tegas Niam.
Menurutnya, Presiden RI ke-2 Soeharto yang telah memimpin Indonesia puluhan tahun terbukti membawa kemajuan bangsa.
“Islam memerintahkan untuk mengingat kebaikannya,” jelasnya.
Diwaktu yang bersamaan, Ketua DPP NasDem Irma Suryani Chaniago mendukung usulan agar Presiden ke-2 RI Soeharto mendapat gelar pahlawan nasional. Irma mengatakan saat kepemimpinan Soeharto Indonesia aman dan situasi politik tenang.
“NasDem melalui Wakil Ketua Umum Pak Saan Mustopa sebelumnya sudah menyampaikan bahwa kami menyetujui pemberian gelar pahlawan pada mantan presiden Soeharto,” mata Irma kepada wartawan, Kamis (6/11/2025).
Irma menyebut banyak peninggalan yang baik saat Soeharto memimpin RI. Ia menilai kontra dari masyarakat dapat diterima, tetapi ia meminta publik untuk melihat sisi baiknya.
“Karena menurut kami selama beliau menjabat, sudah banyak juga legacy baik yang beliau tinggalkan untuk Indonesia. Jika ada pro dan kontra menurut kami sah-sah saja, namun kita juga harus melihat sisi sisi baik yang beliau lakukan dalam memimpin bangsa ini,” ungkap Irma.
