Hari Pahlawan 2025: Gelombang Dukungan Menguat, Soeharto Dinilai Layak Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional
Jakarta- Momentum peringatan Hari Pahlawan tahun ini kembali menggugah kesadaran bangsa akan pentingnya meneladani jasa para tokoh yang telah berperan besar dalam sejarah Indonesia. Di tengah semangat nasionalisme yang menguat, sejumlah kalangan menyuarakan dukungan agar Presiden ke-2 Republik Indonesia, Jenderal (Purn) H. M. Soeharto, dianugerahi gelar Pahlawan Nasional atas dedikasi dan kontribusinya yang luar biasa bagi pembangunan dan kejayaan bangsa Indonesia.
Dukungan tersebut datang dari berbagai elemen masyarakat, mulai dari akademisi, organisasi keagamaan, hingga tokoh masyarakat. Guru Besar Universitas Hasanuddin, Prof. Marsuki, menyatakan bahwa Soeharto merupakan salah satu putra terbaik bangsa yang telah memberikan kontribusi nyata terhadap kemajuan Indonesia. Ia menilai, selama lebih dari tiga dekade memimpin, Soeharto berhasil membawa bangsa ini menuju masa stabilitas ekonomi, pembangunan infrastruktur, serta peningkatan kesejahteraan rakyat.
“Selama lebih dari 30 tahun memimpin, dengan berbagai pembangunan yang dilakukan, beliau sangat layak mendapatkan gelar pahlawan nasional,” ungkap Prof. Marsuki.
Ia menambahkan, di bawah kepemimpinan Soeharto, Indonesia mengalami masa pertumbuhan ekonomi yang stabil, inflasi terkendali, dan kemajuan yang menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan kinerja ekonomi terbaik di Asia Tenggara. “Ekonomi Indonesia saat itu dikenal kuat dan disegani. Dengan banyaknya usulan dari berbagai pihak, saya pikir beliau pantas mendapat gelar itu,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah, Prof. Muhadjir Effendy, juga menyampaikan dukungan penuh atas usulan pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto. Ia menegaskan bahwa tidak ada satu pun pihak yang bisa memungkiri jasa besar Soeharto terhadap negara, baik dalam masa perjuangan kemerdekaan maupun dalam mengawal pembangunan nasional.
“Muhammadiyah mendukung penuh pemberian gelar pahlawan kepada Pak Harto. Tidak ada satu pun orang yang bisa memungkiri andil beliau terhadap bangsa Indonesia,” ujar Muhadjir.
Ia menuturkan bahwa dukungan ini bukan tanpa dasar. Selain peran pentingnya dalam Serangan Umum 1 Maret yang menjadi momentum strategis dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan, Soeharto juga tercatat memimpin Operasi Mandala yang berhasil mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Republik Indonesia.
“Kalau Bung Karno adalah penggali Pancasila, maka Pak Harto-lah yang menegakkannya sebagai satu-satunya asas. Setelah peristiwa G30S/PKI, beliau berperan besar menegakkan kembali Pancasila sebagai dasar negara dan menjaga keutuhan NKRI dari ancaman ideologi lain,” jelas Muhadjir.
Momentum Hari Pahlawan tahun ini, menurut berbagai kalangan, menjadi waktu yang tepat bagi bangsa Indonesia untuk memberikan penghargaan tertinggi kepada sosok yang telah mengabdikan hidupnya demi negara.
Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto bukan hanya bentuk penghormatan terhadap sejarah, tetapi juga pengakuan atas jasa dan pengorbanannya dalam membangun bangsa. Di tengah tantangan zaman yang terus berubah, semangat kepemimpinan, ketegasan, dan komitmen Soeharto terhadap persatuan bangsa dinilai relevan untuk kembali dihidupkan.
Sebagaimana semangat Hari Pahlawan yang mengajarkan untuk terus bergerak dan melanjutkan perjuangan, bangsa ini diajak meneladani keteguhan dan dedikasi Soeharto dalam menjaga kedaulatan, membangun ekonomi, serta menegakkan Pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara.
