Generasi Muda Apresiasi Penganugerahan Gelar Pahlawan untuk Soeharto
Jakarta – Pemerintah secara resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada mantan Presiden Soeharto sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa dan pengabdiannya bagi bangsa Indonesia. Pemberian gelar tersebut menjadi bagian dari upaya negara untuk menghargai kontribusi besar para pemimpin terdahulu yang telah berperan penting dalam perjalanan sejarah Republik Indonesia.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menjelaskan bahwa keputusan pemberian gelar tersebut telah melalui proses panjang dan pertimbangan mendalam dari Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan. “Pemerintah memberikan gelar pahlawan kepada mantan Presiden Soeharto untuk menghormati tokoh pendahulu yang telah memberikan dedikasi dan jasa besar kepada bangsa. Ini merupakan bentuk penghargaan negara terhadap kontribusi beliau dalam pembangunan dan ketahanan nasional,” ujar Prasetyo di Jakarta.
Menurutnya, pengakuan terhadap jasa Soeharto tidak bisa dilepaskan dari peran besar beliau dalam menjaga stabilitas nasional pasca-peralihan kekuasaan di era 1960-an, serta keberhasilannya memimpin Indonesia menuju periode pembangunan yang signifikan. Pemberian gelar ini, lanjut Prasetyo, bukan semata-mata bentuk glorifikasi, melainkan pengakuan terhadap fakta sejarah dan sumbangsih konkret dalam memperkuat fondasi negara.
Apresiasi juga datang dari kalangan mahasiswa. Presidium Nasional Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (BEM PTNU) Se-Nusantara, Achmad Baha’ur Rifqi, menyatakan dukungannya terhadap keputusan pemerintah tersebut. Menurutnya, Soeharto adalah sosok pemimpin yang memiliki peran strategis dalam menjaga stabilitas nasional dan mendorong kemajuan pembangunan di berbagai sektor.
“Bagi kami, keputusan pemerintah ini sangat tepat. Soeharto adalah tokoh yang berperan penting dalam menciptakan stabilitas politik dan ekonomi di masa sulit. Banyak capaian pembangunan, terutama di bidang pertanian dan infrastruktur, yang menjadi warisan nyata beliau bagi bangsa ini,” ungkap Rifqi. Ia menilai generasi muda perlu belajar dari semangat kepemimpinan Soeharto yang berorientasi pada kemajuan dan ketahanan nasional.
Sementara itu, Direktur Eksekutif ToBe Institute, Mochamad Imamudinussalam, menegaskan bahwa penetapan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional sudah melalui mekanisme dan prosedur yang sah. Ia menilai Soeharto merupakan bagian penting dari perjalanan republik ini dengan jasa yang nyata dalam menjaga kedaulatan bangsa serta memajukan kesejahteraan rakyat.
“Soeharto hadir melalui berbagai program pembangunan yang berdampak langsung bagi masyarakat. Mulai dari swasembada pangan, pembangunan infrastruktur desa, peningkatan kesejahteraan petani, hingga kebijakan ekonomi yang pro-rakyat. Semua itu menunjukkan kontribusi besar beliau dalam membangun pondasi ekonomi dan sosial Indonesia,” ujar Imamudinussalam.
Ia menambahkan, sejarah tidak bisa dilepaskan dari peran para tokoh yang telah mengabdikan hidupnya bagi negara. Karena itu, penghargaan terhadap Soeharto harus dimaknai sebagai bagian dari penghormatan atas jasa dan pengorbanan pemimpin terdahulu yang telah menorehkan capaian besar dalam perjalanan bangsa.
Pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto menjadi momentum reflektif bagi seluruh elemen masyarakat untuk melihat sejarah secara lebih utuh. Terlepas dari dinamika politik masa lalu, pengakuan ini menegaskan bahwa jasa dan pengabdian seorang pemimpin tetap layak dihormati demi menjaga semangat persatuan dan kebangsaan Indonesia. (*)
