Kebijakan Fiskal Ekspansif Jadi Harapan Baru Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi

JAKARTA — Pemerintah terus memperkuat langkah menjaga stabilitas dan mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan fiskal ekspansif yang dipimpin Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.

Pendekatan tersebut menjadi sinyal optimisme baru di tengah dinamika global yang menekan perekonomian banyak negara.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan, strategi fiskal ekspansif diarahkan untuk memperkuat fondasi pertumbuhan yang berkelanjutan.

“APBN berperan menjaga daya beli masyarakat dan mendukung dunia usaha agar lebih berdaya saing di tingkat global,” ujar Purbaya.

Ia menjelaskan bahwa percepatan belanja negara serta penempatan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun di bank-bank Himbara telah memberi dorongan nyata bagi aktivitas ekonomi domestik.

“Kebijakan fiskal yang ekspansif diarahkan untuk memperkuat fondasi pertumbuhan, tidak hanya menjaga konsumsi tapi juga menciptakan ruang investasi baru,” tegasnya.

Capaian pertumbuhan ekonomi 5,04 persen pada kuartal III-2025 menjadi bukti bahwa mesin ekonomi nasional tetap bergerak positif.

Pemerintah mencatat penciptaan 1,9 juta lapangan kerja baru dan penurunan tingkat pengangguran menjadi 4,85 persen.

Pertumbuhan ini ditopang oleh konsumsi rumah tangga, investasi, serta peningkatan ekspor barang dan jasa.

Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi PKB, Hasanuddin Wahid atau Cak Udin, menilai langkah Menkeu Purbaya sangat strategis dalam menjaga stabilitas fiskal sekaligus mendorong kemandirian ekonomi.

“Pertumbuhan ekonomi 8 persen yang menjadi target nasional bukan sekadar angka. Itu butuh langkah nyata dan strategi cermat. Menkeu harus mampu memadukan kebijakan fiskal yang ekspansif tapi tetap sehat,” kata Cak Udin di Jakarta.

Ia menambahkan, penting bagi pemerintah untuk mengoptimalkan potensi ekonomi dalam negeri tanpa ketergantungan berlebihan pada utang luar negeri.

Sementara itu, Ketua Umum Perkumpulan Analis Efek Indonesia, Dr. David Sutyanto, CSA, menyebut kebijakan ekspansif Purbaya dan sinergi erat dengan Bank Indonesia telah menyalakan optimisme pasar.

“Pemerintah tidak lagi menahan diri, melainkan mengadopsi sikap ekspansif. Dana sebesar 200 triliun rupiah yang sebelumnya mengendap di Bank Indonesia digeser ke bank-bank milik negara agar bisa segera disalurkan menjadi kredit,” jelas David.

Menurutnya, langkah fiskal tersebut menjadi titik awal era ekonomi ekspansif di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto—sebuah fase baru yang memberi harapan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat berlangsung lebih panjang, stabil, dan inklusif bagi seluruh rakyat Indonesia. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *